Anomali Cuaca Jadi Penyebab Naiknya Organisme Pengganggu Tanaman Padi di Sukoharjo

Petani Sukoharjo tengah dilanda kekhawatiran atas serangan hama tikus dan hama lainnya.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Sejumlah serangan hama menyerang lahan pertanian padi di Sukoharjo. Kondisi tersebut membuat petani khawatir karena hama tersebut bisa menyebabkan gagal panen. Meningkatnya Organisame Pengganggu Tanaman (OPT) yang terjadi salah satunya karena adanya anomali cuaca dalam satu tahun terakhir.


“Jadi, salah satu penyebab tingginya OPT di Sukoharjo karena adanya anomali cuaca dalam setahun belakangan ini,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti, Kamis (15/4/2021).

Lebih lanjut Netty mengatakan, tahun lalu serangan OPT untuk hama penggerek batang menyerang 295 hektare (ha) tanaman. Kemudian hama wereng menyerang 577 ha, dan hama tikus menyerang lahan seluas 651 ha. Dari serangan OPT tersebut mengakibatkan lahan seluas enam hektar di Kecamatan Mojolaban mengalami puso.

Hingga Maret tahun ini, ujar Netty, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat serangan OPT penggerek batang menyerang 98 ha, wereng 64 ha dan tikus 180 ha lahan pertanian. “Akibat serangan hama tersebut, ada enam hektar lahan padi yang puso. Masing-masing tiga hektar lahan di Kecamatan Tawangsari dan tiga hektar lahan di Sukoharjo kota,” jelas Netty.

Netty juga mengatakan, akhur-akhir ini serangan hama tikus sangat mengkhawatirkan dan relatif sulit dikendalikan. Hal itu karena perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi cukup tinggi. Menurutnya, upaya paling efektif tetap dengan gerakan gropyokan tikus secara massal.

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani mendukung gerakan gropyokan tikus oleh petani. Bupati melarang petani menggunakan jebakan listrik untuk membasmi tikus karena jebakan listrik berbahaya. Sudah banyak kasus petani meninggal dunia karena jebatan tikus listrik yang digunakan. (erlano putra)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar