Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Nama baik insan pers tengah tercoreng dengan ulah orang yang mengaku wartawan. Orang tersebut mendatangi para pejabat di Sukoharjo dan meminta uang untuk kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018.
Wartawan gadungan itu memilih para pejabat yang jarang menjadi nara sumber wartawan resmi yang bertugas di Sukoharjo, seperti kepala sekolah dan Kepala UPTD. Informasi beredarnya wartawan gadungan tersebut sudah santer dikalangan pejabat di Sukoharjo.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo Darno mengatakan bahwa sejumlah kepala sekolah, guru dan kepala UPTD di beberapa kecamatan sudah menginformasikan telah didatangi orang yang mengaku wartawan. Mereka meminta uang dengan alasan untuk penyelenggaraan peringatan HPN Tahun 2018.
Darno mengimbau untuk mengabaikan jika ada orang yang mengatasnamakan wartawan yang meminta uang tersebut. “Jangan sampai memberi uang kepada orang itu. Kalau modusnya mengancam dan memeras itu sudah masuk pelanggaran hukum,” ujar Darno, Jumat (2/2).
Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo, Agus Santosa menambahkan, para pejabat berkoordinasi dengan Bagian Humas Setda Sukoharjo jika didatangi orang yang mengatasnamakan wartawan untuk meminta uang. Pihaknya meminta lembaga atau organisasi yang menaungi wartawan untuk segera bergerak untuk mengantisipasi hal ini.
“Wartawan itu bertugas mencari informasi dan bukan meminta uang. Ulah oknum wartawan yang memeras pejabat itu harus disikapi dan ditindak,” tandasnya.
Kabag Humas dan Protokol Setda Sukoharjo Joko, Nurhadiyanto mengatakan, jauh-jauh hari pihaknya sudah menginformasikan kepada setiap instansi terkait daftar wartawan resmi yang bertugas di Sukoharjo. “Para pejabat sudah mendapatkan informasi mengenai siapa saja wartawan yang bertugas di Sukoharjo,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris PWI Surakarta, Asep Abdullah Rowi menyesalkan ulah sekelompok orang yang mengatasnamakan wartawan untuk meminta sumbangan dalam rangka Hari Pers tersebut. Pihaknya juga tidak pernah mengirim petugas untuk mencari dana peringatan Hari Pers Nasional.
Menurutnya, orang-orang tersebut hanya memanfaatkan momentum HPN untuk mencari keuntungan pribadi. “Jika menggunakan cara-cara mencatut nama wartawan maupun organisasi pers tertentu bisa dilaporkan kepada pihak berwajib,” tandasnya.
Asep menginformasikan, dalam memperingati HPN, PWI Surakarta menggelar beragam kegiatan antara lain. Di antaranya, anjangsana dan ziarah yang dilaksanakan 5 Februari, tirakatan intern dan ekstern pada 12 Februari. “Tanggal 15 Februari kami selenggarakan workshop penulisan buku untuk 50 guru di Solo. Workshop ini bekerja sama dengan Monumen Pers Nasional dan BI,” pungaksnya. (Sofarudin)
Facebook Comments