Sukoharjonews.com – Penyakit-penyakit seperti flu dan Covid-19 diketahui sangat cepat menular, bahkan mudah menyerang balik setelah penderitanya sembuh. Karenanya, pasca dinyatakan pulih, beberapa orang merasa wajib menyingkirkan benda-benda yang digunakan selama sakit agar kuman dan virus tidak datang kembali.
Dilansir dari Very Well Health, Selasa (20/6/2023),Selain mengganti seprei dan mendesinfeksi ruangan, hal yang paling sering dilakukan adalah mengganti sikat gigi usai sembuh sakit. Pasalnya, benda ini dipercaya menjadi media utama penyebaran kuman.
Sikat Gigi Bisa Menjadi Sarang Kuman
Perlengkapan oral, termasuk sikat gigi, memang bisa menjadi media perpindahan bibit penyakit. Kuman dan virus bisa berpindah dengan mudah saat kamu membersihkan mulut, sehingga menjadikannya sarang kuman. Karena itulah para ahli dari NRH Dentistry menyarankan untuk menggantinya setiap 3-4 bulan sekali.
Haruskah Mengganti Sikat Gigi Pasca Sembuh dari Sakit?
Kabar baiknya, walaupun sikat gigi bisa menjadi sarang kuman, penggunanya tidak akan mudah sakit begitu saja. Pasalnya, setelah sakit, tubuh akan menciptakan antibodi untuk mencegah penyakit yang sama datang kembali. Dengan demikian, kecuali kamu punya masalah kekebalan tubuh yang cukup kronis, pada dasarnya mengganti sikat gigi usai sakit bukan hal yang mendesak.
Jika kamu baru sembuh dari sakit, dan belum waktunya mengganti sikat gigi, tidak masalah menggunakan yang lama. Cleveland Clinic menjelaskan bahwa bakteri yang menempel pada sikat gigi umumnya bersifat anaerob yang akan mati jika terpapar oksigen. Karenanya, membiarkannya mengering bisa membantu menghilangkan sebagian besar kuman dan virus.
Terkait hal ini, Very Well Health juga mengulas sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 pada anak-anak yang mengalami radang tenggorokan. Hasilnya menyebutkan bahwa anak yang mengalami infeksi paling serius sekalipun tidak menyebabkan lebih banyak bakteri pada sikat gigi.
Sikat Gigi Tetap Bisa Menularkan Penyakit
Meski mengganti sikat gigi tidak selalu perlu dilakukan, namun bukan berarti kamu bisa bertindak sembarangan. Bagaimanapun, sikat gigi bisa tetap bisa menularkan penyakit jika digunakan bergantian dengan orang lain.
Jika kamu baru sembuh dari sakit, kemudian sikat gigimu dipakai orang lain, maka kuman dan virus akan berpindah ke tubuh orang tersebut. Jika sistem kekebalan tubuhnya tidak mendukung, maka dia bisa saja tertular penyakitmu.
Selain itu, menempatkan sikat gigi anggota keluarga secara berdekatan juga bisa membuat kuman berpindah. Misalnya, sikat gigimu yang terkontaminasi kuman menempel pada milik anggota keluarga lain. Walaupun sederhana, namun hal ini bisa menjadi awal penularan penyakit.
Bagaimana dengan Disinfeksi Sikat Gigi?
Jika tidak mengganti baru, disinfeksi sikat gigi seperti merendam dalam mouthwash atau merebusnya dalam hidrogen peroksida juga sering dilakukan. Meski demikian, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa cara ini bisa saja berbahaya. Selain zat tersebut tidak sepenuhnya aman, hal ini bisa semakin mudah menyebarkan penyakit, terutama jika larutan digunakan untuk beberapa sikat gigi.
Tips Aman Mencegah Penyebaran Penyakit dari Sikat Gigi
Ketimbang mengganti sikat gigi setelah sakit atau menggunakan cairan pembersih kuman, sebenarnya ada cara lain yang lebih efektif dan sebaiknya kamu lakukan setiap hari. Berikut beberapa tips menurut Very Well Health:
*Hindari berbagi sikat gigi atau pasta gigi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga, untuk mencegah perpindahan penyakit.
*Bersihkan sikat gigi dengan baik setiap selesai menggunakan.
*Hindari merendam sikat gigi dalam larutan disinfektan atau mouthwash.
*Setelah membersihkan sikat gigi, biarkan mengering dengan sendirinya. Dalam hal ini, Cleveland Clinic menyarankan agar setiap orang memiliki beberapa sikat gigi agar ketika yang satu belum kering, kamu bisa menggunakan yang lain.
*Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. (patrisia argi)
Facebook Comments