Sukoharjonews.com (Bendosari) – Pemkab Sukoharjo menggelar peringatan Hari Kartini di Pendopo Graha Satya Praja, Senin (23/4). Dalam kesempatan itu, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya berpesan pada masyarakat untuk bersyukur dengan sosok RA Kartini yang merupakan pelopor kebangkitan wanita Indonesia. Berkat perjuangan RA Kartini, saat ini kaum wanita berdiri sejajar dengan laki-laki.
Wardoyo mengatakan, sebelumnya derajat wanita dibawah laki-laki. Wanita tidak boleh sekolah dan tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh menjadi pemimpin Tapi, kondisi tersebut berubah setelah didobrak oleh RA Kartini. Saat ini wanita berdiri sejajar dengan laki-laki, bahkan banyak wanita yang memiliki kedudukan dan jabatan lebih tinggi dibanding laki-laki
“Banyak wanita telah menjadi pemimpin di bidang swasta maupun pemerintahan. Ada yang jadi bupati, gubernur hingga presiden. Betapa pentingnya peranan wanita dan dalam mengangkat kehidupanj berbangsa dan bermasyarakat,” ujarnya.
Hanya saja, ujar Bupati, perjuangan dan cita-cita Kartini belum sepenuhnya berhasil karena masih banyak wanita di Indonesia yang perlu diperjuangkan nasibnya. Untuk itu, semangat Kartini dalam memperjuangkan wanita harus terus digelorakan oleh generasi penerus bangsa.
Sedangkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sukoharjo Proboningsih Dwi Danarti mengatakan, tema peringatan Hari Kartini ke-139 tahun ini mengambil tema “Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas keluarga dalam Peningkatan Pendidikan Karakter”. Dalam rangka Hari Kartini, pihaknya mengelar sejumlah lomba dengan peserta ibu-bu perwakilan organisasi wanita di Sukoharjo.
“Lomba yang digelar antara lain Lomba Merangkai Sayur, Lomba Kreasi Hantaran Pernikahan, Lomba Keluwesan Berbudana Jawa dan Lomba Geguritan,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua TP PKK Sukoharjo Etik Suryani membacakan riwayat singkat RA Kartini. Disampaikan Etik, RA Kartini lahir pada 21 April 1879 di Desa Mayong, Kabupaten Jepara, Jateng. Kartini merupakan putri pasangan RM Tumenggung Aryo Adipati Sosroningrat dan Mas Nganten Ngatirah.
RA Kartini lahir dan tumbuh remaja dalam situasi penjajahan dimana hak-hak kaum perempuan sangat terbatas. Saat itu, belum ada perempuan yang bersekolah. Namun, sebagai anak bangsawan, Kartini muda mendapat kesempatan untuk bersekolah meski akhirnya apa yang dia cita-citakan tidak terwujud karena harus menikah.
Setelah menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati Joyodininfrat, RA Kartini terus berjuang untuk meningkatkan kecerdasan kaum wanita. Khususnya di bidang pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat wanita. Persamaan hak antara wanita dan laki-laki terus diperjuangkan. RA Kartini mempunyai keyakinan jika kecerdasan rakyat untuk berpikir tidak akan maju jika kaum wanitanya ketinggalan.
“RA Kartini memiliki karya tulis yang sangat terkela berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Perjuangannya terus berkumandang hingga kini dimana tidak sedikit kaum wanita yang memegang peranan penting dalam pembangunan” ujarnya. (erlano putra)
Facebook Comments