Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Sejumlah sekolah di Kecamatan Sukoharjo terdeteksi muncul kasus positif corona. Munculnya kasus positif dilingkungan sekolah tersebut diperkirakan sebagai dampak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang sempat berjalan beberapa waktu. Saat ini, di wilayah Kecamatan Sukoharjo terdapat 58 kasus corona aktif.
“Dari 58 kasus aktif di Kecamatan Sukoharjo ini, sebagian besar merupakan siswa sekolah terutama SD dan SMP,” terang Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahahani, Rabu (9/2/2022).
Kasus positif tersebut muncul di SMAN 1 Sukoharjo, SMPN 2 Sukoharjo, SDN Bulakan 1, MTs Negeri 2 Sukoharjo, SDIT MTA Joho, SDN Bulakrejo 3, dan SDN Banmati 2. Kasus positif kali pertama muncul di SMAN 1 Sukoharjo yang kemudian menjalani opname di RSUD Ir Soekarno. Petugas melakukan pelacakan kontak erat untuk teman satu kelas dan hasilnya negatif.
Kasus positif di sekolah juga muncul di SDIT MTA Joho dan pelacakan kontak erat satu kelas terdapat dua hasil positif. Kasus positif kemudian muncul lagi di MTsN 2 Sukoharjo yang notabene melakukan PTM mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Petugas juga melakukan pelacakan kontak erat terhadap teman satu kelasnya.
“Dengan munculnya kasus di lingkungan sekolah ini, Puskesmas Sukoharjo koordinasi dengan lurah untuk menghidupkan kembali aturan PPKM dan mengaktifkan Jogo Tonggo. Upaya-upaya tersebut dinilai lebih efektif menyasar masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga mengintensifkan tim sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah,” papar Kunari.
SDN Bulakrejo 3 ada 30 kontak erat, SMAN 1 ada 36 kontak erat, MTS 30-38 orang, SDN Banmati 2 ada 25 orang. Untuk SDN Banmati ini ada salah satu guru yang terpapar virus corona yang kemudian dilacak kontak eratnya.
Saat ini, di sekolah khususnya SD tersebut dilakukan vaksinasi dosis 2. Seperti di SDN Bulakrejo 3, namun karena ada kasus positif vaksinasi dilakukan tidak di sekolah tapi di lokasi lain. “Tidak mungkin melaksanakan vaksinasi di lokasi yang terdapat kasus positif,” ujar Kunari.
Begitu juga untuk SDN Banmati 2, vaksin dosis 2 juga tidak jadi dilakukan di sekolah. Kunari mengatakan, meski ada kasus positif, vaksinasi tetap diberikan dengan memindahkan lokasi vaksinasi, tidak lagi di sekolah yang ada kasus positif. Termasuk memberikan vaksin booster karena kasus mengalami tren kenaikan.
“Dalam pelacakan kontak erat, setelah swab antigen hasilnya positif, langsung ditindaklanjuti dengan PCR. Tiap satu sekolah rata-rata kontak eratnya 30-an, jadi totalnya ratusan kontak erat,” tambahnya. (erlano)
Facebook Comments