Ketahui Cara Mengatasi Konflik Antar Besan Menjelang Pernikahan Anda Disini!

Mengatasi konflik antar besan menjelang pernikahan.(Foto: yoona)

Sukoharjonews.com – Pernikahan adalah perjalanan hidup yang penuh dengan kebahagiaan dan tantangan. Menjelang pernikahan, pasangan mungkin mengalami permasalahan dan kesalahpahaman yang bisa menguji kesiapan dan kematangan hubungan mereka. Perdebatan bisa muncul entar dari sesama pasangan, pasangan dengan mertua, bahkan antara besan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik.


Dikutip dari Bride Story, pada Rabu (23/10/2024), berikut cara mengatasi konflik antar besan jelang pernikahan:

1. Cari Tahu dari Mana Semua Konflik Tersebut Berasal
Sebagai mempelai, langkah awal yang paling bijak adalah mencari tahu terlebih dahulu sumber ketegangan antara ibu Anda dan ibu pasangan Anda. Konflik yang terjadi mungkin saja timbul akibat beragam faktor, seperti perbedaan budaya, kepribadian, agama, ataupun hierarki dalam keluarga. Misalnya saja, perbedaan budaya atau agama mungkin akan memengaruhi pandangan tentang adat atau tradisi yang akan diimplementasikan ke dalam pernikahan, sementara perbedaan gaya komunikasi bisa membuat mereka merasa tidak dihargai sehingga mengakibatkan kesalahpahaman. Hierarki keluarga juga bisa berperan apabila ada harapan atau aturan yang berbeda terkait siapa saja yang berperan dalam pengambilan keputusan selama perencanaan pernikahan. Memahami asal-usul konflik yang sedang terjadi dapat membantu calon pengantin dalam menemukan solusi terbaik sehingga wedding planning dapat berjalan lebih lancar.

2. Buat Batasan yang Jelas
Ketika tibanya seorang anak akan menikah, para orang tua umumnya memiliki keinginan yang kuat untuk bisa melihat pernikahan anak mereka berjalan lancar dan sesuai dengan harapan mereka. Sayangnya, harapan tersebut membuat mereka tanpa sadar merasa perlu untuk terlibat lebih jauh dalam setiap pengambilan keputusan terkait pernikahan. Itulah mengapa menerapkan batasan yang jelas kepada anggota keluarga perlu untuk dilakukan. Batasan yang dimaksud dapat mencakup pengaturan yang spesifik mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing ibu selama proses persiapan pernikahan. Misalnya, satu ibu bisa mengambil tanggung jawab untuk bagian katering, sementara yang lain mengurus seragam keluarga. Pastikan kedua ibu sepakat dengan pembagian tugas ini dan memahami bahwa setiap orang memiliki area tanggung jawab masing-masing. Selain itu, cobalah berikan pengertian pada kedua ibu, bahwa dalam konteks perencanaan, segala keputusan akhir hanya dapat ditentukan oleh Anda dan pasangan.


3. Komunikasikan Secara Terbuka
Anda bisa mengatur pertemuan khusus yang difasilitasi dalam suasana santai dan netral, seperti di sebuah kafe atau rumah yang terhindar dari keramaian. Kemudian, doronglah kedua ibu untuk secara terbuka menyampaikan harapan, perasaan, dan kekhawatiran mereka terkait rencana pernikahan. Anda dapat berperan sebagai mediator yang mampu mendengarkan segala keresahan mereka dengan penuh empati. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, calon pengantin akan membantu kedua ibu agar merasa lebih nyaman selama berdiskusi. Jangan lupa untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas partisipasi dan dukungan mereka dalam proses perencanaan pernikahan Anda. Nah, ketika segala hal sudah dilakukan, namun Anda masih belum menemukan titik terang, pasangan bisa mengundang pihak ketiga yang netral, seperti perencana pernikahan atau mediator profesional, untuk dapat mengawasi jalannya percakapan sekaligus mencarikan solusi terbaik.

4. Tetaplah Netral dan Jangan Memihak
Menghadapi ketidakharmonisan antara ibu dari pengantin wanita dan ibu dari pengantin pria memang tidaklah mudah. Anda harus memastikan bahwa semua pihak merasa didengar dan dihargai. Memihak salah satu ibu hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan perasaan tidak adil atau tersingkirkan pada pihak lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk tetap menjaga netralitas dengan cara mendengarkan sudut pandang kedua belah pihak dengan penuh rasa empati. Tunjukkan rasa hormat dan tetaplah bersikap setara terhadap pendapat masing-masing ibu. Dengan demikian, calon pengantin dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdamaian dan kerjasama antara kedua belah pihak.(cita septa)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *