Ragam  

Gara-Gara Rujukan Berjenjang BPJS, Pasien Rawat Jalan RSUD Turun 50%

RSUD Ir Soekarno Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Kebijakan BPJS yang memerlakukan sistem rujukan berjanjang sejak Oktober 2018 lalu berdampak pada rumah sakit tipe B. Termasuk RSUD Ir Soekarno Sukoharjo yang saat ini bertipe B. Hanya saja, RSUD mengklaim, dampak yang paling dirasakan adalah untuk pasien rawat jalan yang mengalami penurunan hingga 50%. Sedangkan untuk pasien rawat jalan tidak berdampak secara signifikan.



“Yang salah itu bukan karena RSUD tipe B, tapi adanya kebijakan BPJS yang memberlakukan sistem rujukan berjenjang. Masalah ini tidak hanya di RSUD Sukoharjo saja, tapi di semua rumah sakit bertipe B,” jelas Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Gani Suharto, Kamis (8/8).

Gani menjelaskan, RSUD butuh proses yang lama dan membutuhkan dana yang besar hingga bisa bertipe B. Saat sudah bertipe B, harapannya bisa memberikan pelayanan secara menyeluruh pada masyarakat. Menurutnya, akan menjadi keuntungan bagi masyarakat saat berobat ke rumah sakit tipe B karena pelayanannya sudah menyeluruh dan didukung dengan sarana prasarana lengkap dan canggih.

Terkait kebijakan BPJS tersebut, Gani mengaku rumah di Jateng sendiri sudah melakukan rapat dan hasilnya disampaikan ke Dirjen hingga Menteri Kesehatan. Sebagai solusi, kementerian akan membuat review rumah sakit untuk menentukan tipe rumah sakit yang sebenarnya. Hal itu mengaku pada Permenkes No 56 Tahun 2014. Gani mengaku masih menunggu review tersebut.

“Secara umum memang berdampak pada pasien rawat jalan yang turun hingga 50%. Kalau rawat inap tidak terlalu berdampak secara signifikan karena sebagian besar pasien rawat inap datang dari kedaruratan maupun rujukan dari rumah sakit tipe C,” terangnya.

Gani mengaku melakukan efisiensi karena ada penurunan pendapatan. Termasuk menurunkan target pendapatan secara keseluruhan. Yang jelas, Gani menegaskan hal itu tidak sampai membuat RSUD Ir Soekarno rugi. “Kalau penurunan pendapatan iya. Operasional juga tidak masalah asalkan klaim pada BPJS bisa cair hingga Agustus. Kalau hanya cair hingga Juli, kami mungkin bisa defisit,” paparnya.

Disinggung soal alternatif menurunkan tipe rumah sakit, Gani mengaku belum mencermati betul hal itu karena menyangkut sarana prasarana dan juga SDM dokter. Untuk saat ini, Gani berharap review soal rumah sakit tersebut akan menjawab berbagai persoalan yang ada. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *