Sukoharjonews.com – Selain menahan lapar dan haus, bulan Ramadhan juga mengajarkan umat muslim agar senantiasa hidup sederhana dan berperilaku hemat. Bulan suci ini harusnya menjadi momentum untuk bersikap sederhana, bukan berperilaku boros.
Dikutip dari NU Online, pada Jumat (7/4/2023), pada bulan Ramadhan pun terdapat anjuran memberikan sedekah, zakat, dan infak yang lebih banyak dilakukan oleh umat muslim. Hal ini dapat mempengaruhi pola keuangan seseorang karena menambah pengeluaran untuk kegiatan sosial dan keagamaan.
Dalam perubahan pola keuangan pada bulan Ramadhan, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan kebutuhan spiritual. Ada 5 tips ideal yang dapat dilakukan untuk mengatur keuangan rumah tangga selama bulan Ramadhan:
1. Menyusun anggaran pengeluaran.
Mulailah dengan menyusun anggaran pengeluaran bulanan yang terperinci dan mencakup semua kebutuhan selama bulan Ramadhan, termasuk kebutuhan makanan, minuman, transportasi, dan aktivitas keagamaan seperti sedekah dan zakat.
2. Mengurangi penggunaan listrik dan BBM.
Selama bulan Ramadhan, penggunaan listrik dapat meningkat karena kegiatan seperti memasak dan menyalakan lampu selama shalat tarawih. Karena itu, gunakanlah listrik secara bijak dan hemat begitu juga dengan BBM untuk keperluan transportasi sehari-hari.
3. Belanja lebih selektif.
Dengan persaingan pasar yang kompetitif, saat ini tentu akan mudah mengetahui mana penjual yang menawarkan barang dengan harga yang terjangkau. Mencari promo dan diskon bisa jadi cara untuk membeli barang-barang kebutuhan dengan harga lebih murah.
4. Memberikan sedekah dan zakat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memberikan sedekah dan zakat merupakan tradisi yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Tetapkan jumlah yang akan diberikan dan sisihkan sebagian dari anggaran bulanan untuk kegiatan sosial dan keagamaan ini.
5. Mengontrol pengeluaran.
Setelah menyusun anggaran, pastikan untuk mengontrol pengeluaran agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Hindari pembelian barang-barang yang tidak diperlukan atau pemborosan yang tidak perlu.
Namun hakikatnya, bersedekah bukanlah aktivitas yang mengurangi apa yang kita miliki. Kita pun tidak boleh bersikap pelit dan berlebihan dalam sedekah atau infaq yang ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Artinya, “Orang-orang yang bila memberi sumbangan tiada berlebih-lebihan dan tiada pula kikir, tapi bersikap antara keduanya’,” (QS Al-Furqan: 67).
Dengan hal ini kita bisa memahami bahwa membelanjakan harta hendaknya tidak terlalu pelit tetapi sekaligus juga tidak terlalu boros. Hendaklah kita mengambil sikap moderat, yakni antara pelit dan boros sehingga dicapai keseimbangan secara ekonomi. (cita septa)
Facebook Comments