Sukoharjonews.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo melakukan kajian terkait rencana “regrouping” atau penggabungan 10 Sekolah Dasar Negeri (SDN). Hanya saja, realisasi dari kajian tersebut baru akan dilakukan tahun depan.
“Tahun ini dikaji dulu termasuk sosialisasi. Barulah tahun berikutnya realisasinya. Ada 10 SDN yang dikaji,” ungkap Kepala Disdikbud Sukoharjo Darno, Senin (25/9).
Dikatakan Darno, akhir tahun 2016 lalu dinas juga telah melakukan penggabungan terhadap 20 unit SDN. Ke-20 SDN tersebut digabung dan dijadikan 10 unit. Penggabungan dilakukan karena jumlah siswa minim dan jaraknya SDN tersebut berdekatan. Darno mencontohkan, SDN yang digabung antara lain SDN Tawangsari 01 dan 03.
“Sebenarnya, jumlah guru dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar atau rombel kurangnya banyak. Hanya saja, tiap rombel tersebut jumlah siswa tidak mencapai 20 siswa,” ujar Darno.
Terkait penggabungan SDN tersebut, Darno mengaku butuh proses dan sosialisasi. Pasalnya, warga dipastikan protes karena dengan penggabungan tersebut jarak rumah dengan sekolah menjadi lebih jauh. Disisi lain, penggabungan harus dilakukan karena jumlah siswa sangat minim. Dia mencontohkan satu SDN jumlahnya tidak ada 50 siswa dari kelas 1 hingga 6.
“SDN pinggiran yang masih kekurangan siswa. Seperti di Kecamatan Tawangsari, Bulu, dan juga Weru,” ujarnya.
Kalau penyebab minimnya siswa sendiri, diakui Darno bisa bermacam-macam. Bisa karena banyaknya sekolah swasta hingga berhasilnya program Keluarga Berencana (KB). Yang jelas, dengan penggabungan tersebut diharapkan proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Sukoharjo Wawan Pribadi meminta Disdikbud untuk melakukan sosialiasi intensif tersebih dahulu sebelum melakukan penggabungan. Dengan sosialisasi intensif, diharapkan tidak muncul gejolak masyarakat saat pelaksanaan.
“Pada dasarnya penggabungan sah-sah saja. Namun, harus dilakukan sosialisasi dulu agar tidak timbul gejolak,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan tidak hanya pada orang tua siswa. Tapi, sosiaslisasi juga berjenjang mulai kecamatan, desa, hingga sekolah yang bersangkutan. Wawan mengakui jika saat ini banyak SDN di wilayah pinggiran yang masih kekurangan siswa sehingga harus digabung. (erlano putra)
Facebook Comments